Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

27 Oktober 2010

Sektor sayap PSIS masih lemah

Snexcyber : Dari beberapa laga uji coba yang telah dilakukan PSIS (Semarang), sektor sayap tampaknya belum sesuai harapan tim pelatih. Formasi pemain di posisi ini perlu di-drill dan diperbaiki lagi sebelum dimulai kompetisi Divisi Utama November mendatang. Pelatih PSIS Bonggo Pribadi menyebut posisi sayap sangat penting untuk menopang permainan dengan formasi 4-4-2.

’’Sektor sayap masih kurang. Kadang sudah memperbaiki dan mengevaluasi pemain ini, pemain satunya belum maksimal. Sektor sayap sangat penting ketika memakai formasi 4-4-2,’’kata Bonggo Pribadi, Senin (25/10).

Sedangkan mengenai pergantian formasi, Bonggo dengan diplomasi mengatakan melihat situasi dan kondisi di lapangan. Namun pihaknya tetap terus memperbaiki formasi 4- 4-2 yang sudah jamak dipakai oleh tim sepakbola saat ini.’’Jika nanti di posisi sayap belum sesuai harapan, mungkin bisa berubah formasinya. Namun itu semua melihat lagi kondisi di lapangan,’’tambahnya.

Setelah mundurnya jadwal kompetisi hingga November ini, Bonggo memiliki agenda uji coba untuk Imral Usman cs. Sebelumnya uji coba dilakukan dua kali dalam seminggu, namun mendekati dimulainya kick off Divisi Utama, agenda laga tanding hanya sekali dalam seminggu.

Rencananya, PSIS akan mengundang PPSM (Magelang) untuk melakukan ujicoba. Namun pihak PPSM keberatan karena masuk dalam satu grup bersama PSIS di Grup II Divisi Utama.

’’Sebelumnya sudah kontak dengan PPSM. Tapi Magelang tidak mau dan keberatan karena satu grup dengan PSIS. Mungkin kami akan mencoba menghubungi Persis (Solo). Jika Persis juga tidak mau, mungkin alternatif adalah tim lokal dari Semarang,’’ urai Bonggo.

Strategi
Jadwal uji coba PSIS akan rutin dilakukan setiap Jumat sore di Stadion Jatidiri, Semarang. Uji coba sangat penting untuk melihat strategi dan taktik yang telah dilatih selama ini.

Sedangkan mengenai hasil uji coba yang telah dilakukan sebelumnya, Bonggo menyebut faktor mental menjadi catatan khusunya pihaknya. Apalagi pada laga uji coba terakhir melawan PSIM Yogyakarta, Imral Usman cs seperti terbebani karena harus mendapatkan kemenangan.

’’Kami kira hal itu wajar dalam setiap pertandingan harus menang. Jadi kami berharap itu jangan menjadi beban bagi pemain. Mental pemain harus lebih baik lagi menghadapi pertandingan men datang,’’ pungkas Bonggo. (wawasan)

23 Oktober 2010

Welcome, SEMARANG UNITED FC

Snexcyber : Kelahiran SEMARANG UNITED FC sudah didepan mata. Embrio reformasi sepakbola nasional sudah disemai di kota kita tercinta. Respek yang besar buat semua pihak yang turut andil membidani klub sepakbola profesional ya...ng akan berlaga di IPL ini. Bangga kota tercintaku ini memiliki wakil disana.

Suporter masih mendua hati. Malu malu tapi mau. Historis serta ikatan emosional yang teramat panjang dengan PSIS Semarang sejak 1932 tak bisa dipungkiri membuat mayoritas suporter tak bisa membuka hati untuk kehadiran SU. Bahkan ada militan PSIS yang berkata; Yen ora PSIS ora. Berbahagialah PSIS Semarang memiliki pendukung pendukung setia seperti itu.

Tapi saya yakin cepat atau lambat publik bola Semarang akan bisa menerima kehadiran SU di hati mereka, tanpa harus meninggalkan PSIS Semarang. Keduanya akan berdampingan menjadi pujaan publik sesuai peranan masing-masing.

Suporter perlu diedukasi, bahwa SU terlahir bukan untuk MENGGANTIKAN (substitute), tetapi justru saling MELENGKAPI (complement) eksistensi PSIS Semarang. SU adalah alat perjuangan PSIS untuk menyikapi berhembusnya angin perubahan yang sedang menerpa jagad sepakbola negeri ini.

SU adalah paradigma baru dalam bersepakbola. Ini profesional bung, bukan amatiran. Jangan dikelola secara politis, tapi mesti digarap secara bisnis. INDUSTRI SEPAKBOLA membutuhkan sentuhan-sentuhan profesional tulen yang tak terkait sama sekali dengan rezim politik yang berkuasa. Jika masih ada prioritas anak walikota duduk di singasana, lebih baik SU dibuang kelaut saja. Jika siapa yang duduk disana masih terkait warna bendera (politik), lebih baik SU dikubur sebelum memberi arti apa-apa.

SU bukan organisasi sosial, yang menampung pribadi dan individu yang ingin terkenal. SU seharusnya dikelola oleh beberapa orang yang mengerti sepakbola dan ingin berprestasi melalui sepakbola. SU bukan tempat mengabdi tanpa gaji. Disini semua kompetensi dihargai secara profesional berbasis kinerja dan prestasi.

Saatnya dimulai era dimana Manager sebuah klub sepakbola adalah sebuah Profesi. Bukan sambilan, apalagi pengabdian. Digaji tinggi, dengan target pencapaian prestasi. Jika target tak tercapai, sudah pasti ada konsekwensi. Namanya profesional kan bung? Jangan sampai Manager justru disuruh jadi tukang tombok yang bisa diolok olok.

SU tentunya harus berbentuk PT dan berbadan hukum, dengan pemegang saham yang memiliki hak dan kewajiban masing-masing. Bung Novel Bakrie selaku tokoh reformis menurut saya wajar saja punya saham kosong (goodwill) kisaran 10 s/d 15% di PT SU, dan sisanya ditawarkan kepada para pengusaha yang gila bola secara proporsional. Jangan dikuasai oleh para oportunis dan politisi bung!

Terus terang saya kurang paham detail soal alur skenario dana talangan dari PT LPI yang miliaran Rupiah itu dan prosedur pengembaliannya, yang tentunya dicatat sebagai hutang-piutang di neraca laba rugi. Tapi saya hanya berwacana bahwa seharusnya didalam PT Semarang United ini ada 3 Direktur, yaitu DIREKTUR UTAMA yang diduduki oleh Novel Bakrie, dibantu Direktur Komersial dan Direktur Teknik. Dirut wajib dijabat oleh pemegang saham. Kalau 2 Direktur lainnya boleh dijabat oleh profesional yang digaji.

DIREKTUR TEKNIK bertugas menunjuk Manager Tim, serta memiliki kewenangan menerima atau menolak pelatih dan pemain yang direkomendasikan oleh Manager Tim. Direktur Teknik melakukan nego kontrak dan besaran gaji pelatih serta pemain.

Tapi dalam pengelolaan tim sehari-hari, dan juga saat menjalani pertandingan home ataupun away, kepemimpinan dan pendampingan berada ditangan Manager Tim dan Pelatih. Direktur Teknik tak memiliki akses langsung ke pemain, apalagi intervensi ke strategi di lapangan. Hanya bisa dilakukan melalui Manager Tim atau Pelatih.

DIREKTUR KOMERSIAL bertugas mengelola budget yang sudah direncanakan dalam 1 musim kompetisi supaya cukup. Membawahi Panpel, Marketing, dan Keuangan. Direktur Komersial bertugas menjaga kondisi cashbank jangan sampai defisit, sekaligus mesti aktif berkreasi dengan unit-unit bisnis supaya bisa menggelontorkan dana operasional kebutuhan tim.

MANAGER TIM adalah profesional yang mengerti bola dan digaji untuk mengurusi tim, mendampingi tim, supaya tim berprestasi. Dikontrak 1 musim kompetisi. Tugas pokoknya menjaga harmonisasi tim, memotivasi tim, dan menjadi soulmate pelatih. Jika ada konflik di internal tim, maka dialah yang bertugas menyelesaikannya. Manager Tim adalah pihak yang menjadi representasi tim secara administratif di PT LPI dan juga dimuka umum (media serta masyarakat umum).

Struktur organisasi tim tak perlu gemuk dan mengakomodir kepentingan banyak orang. Justru harus ramping tapi efektif. Jika ada fungsi-fungsi lain yang diperlukan dalam menunjang kinerja tim, biarlah dilengkapi oleh Manager Tim. Budget untuk pos kelengkapan organisasi tim juga menjadi wewenang Manager Tim.

Jadi simpel saja, setelah PT SU dibentuk, rapat Direksi menghasilkan output budget anggaran yang akan dialokasikan kepada tim selama 1 musim kompetisi. Kemudian menunjuk Manager Tim yang diberi mandat menjalankan tugas dengan target tertentu dan budget tertentu. Manager Tim mesti mampu membuat sebuah ACTION PLAN yang dipresentasikan kepada Direksi.

Soal siapa pelatih dan pemain yang akan direkrut, itu wewenang mutlak Manager Tim untuk memberikan rekomendasi. Direktur Teknik tak boleh intervensi, kecuali menyetujui atau menolak, dan menentukan besaran gaji. Menunjuk pelatih adalah kewenangan Manager Tim karena salah satu kunci keberhasilan tim ada di faktor pelatih, dan kita tahu tanggung jawab prestasi berada ditangan Manager Tim.

Wow, sejak tadi asyik berkhayal soal SEMARANG UNITED. Padahal bayi yang dimaksud belum lahir ke dunia ini.

Bravo kota Semarang !! Bravo PSIS !!


Penulis Ari Wibowo adalah Pemerhati PSIS Semarang

22 Oktober 2010

Pembagian Grup Divisi Utama 2010/2011

Snexcyber : PT Liga Indonesia akhirnya mengumumkan pembagian grup untuk divisi utama musim 2010/2011. Hingga berita ini turun dipastikan ada 39 klub yang ambil bagian.

Pengumuman dilakukan di kantor PT Liga Indonesia pada Kamis (22/10/2010). Joko Driyono selaku CEO mengaku telah menyerahkan surat untuk ditanda tangani ketua Badan Liga Indonesia Andi Darussalam Tabusalla yang isinya mencakup tiga poin penting.

Pertama ialah mengenai keikutsertaan 39 klub, termasuk Persis Solo yang menggantikan PSDS. Penunjukkan itu sendiri dilakukan oleh badan Exco PSSI dengan mengacu pada komposisi klasemen nasional.


Sementara untuk Persebaya dan Persitara yang sebelumnya disebut-sebut bermasalah, tetap dianggap ambil bagian karena telah memenuhi syarat administratif.

Untuk poin kedua yakni penetapan kick-off pada 15 November 2010 mendatang. Sementara poin ketiga mengenai pembagian grup menjadi tiga.

Berikut pembagian grup divisi utama:
Grup 1
PERSIRAJA
PSAP SIGLI
PSSB BIREUN
PSLS LHOKSEUMAWE
PSMS MEDAN
PRO TITAN FC
PERSIH TEMBILAHAN
PS. BENGKULU
PERSIPASI BEKASI
PERSIKABO KABUPATEN BOGOR
PERSITARA JAKARTA UTARA
PERSITA TANGERANG
PERSIKAB KABUPATEN BANDUNG

Grup 2
PERSIKOTA TANGERANG
PSIS SEMARANG
PSCS CILACAP
PPSM MAGELANG
PSIM YOGYAKARTA
PERSIS SOLO
GRESIK UNITED
PSBI BLITAR
PERSIK KEDIRI
MITRA KUKAR
PERSELMARA TUAL
PERSISAM RAJA AMPAT
PERSEMAN MANOKWARI

Grup 3
PSS SLEMAN
PERSIBA BANTUL
PERSIKU KUDUS
PSIR REMBANG
PERSIPRO PROBOLINGGO
PS. MOJOKERTO PUTRA
PERSEBAYA SURABAYA
PERSEKAM METRO FC
PERSIKUBAR KUTAI BARAT
PS. BARITO PUTRA
PERSIGO GORONTALO
PERSERU SERUI
PERSIDAFON JAYAPURA

Kurnanda Fajar Saktiaji

Snexcyber : Pemain termuda yang miliki PSIS saat ini Kurnanda Fajar Saktiaji bulan Oktober ini genap 17 tahun. Striker masa depan PSIS dan impiannya menjadi salah satu bagian dari Timnas Indonesia memiliki tekad kuat untuk menjadi yang terbaik.

Kurnanda patut mengucapkan terimakasih kepada pamannya Ari Siswanto. Dialah yang mendorong Kurnanda untuk mencoba ikut seleksi yang digelar PSIS. Meski awalnya ragu, pemain yang duduk di bangku kelas 12 SMA Institut Indonesia Semarang mampu bertahan. "Bunda juga mendukung saya. Ini berkat restunya. Saya akan tunjukkan seluruh kemampuan untuk PSIS," terang putra dari Alm Jakimun dan Susilowati.

Saat memperkuat PSIS Yunior di Liga Remaja U-18 Piala Suratin, dia adalah salah satu striker produktif. Penampilannya begitu apik dalam setiap pertandingan. Pelatih Arlin Mirhan pun tidak ragu untuk selalu menurunkannya. Selama Piala Suratin berlangsung pemuda yang tinggal di Kampung Gebang Anom no 120 Semarang ini sudah mengoleksi 9 gol. Atau bila dirata-rata, mencetak satu gol dalam setiap pertandingan.

Sejak 2004 lalu, Kurnanda menjadi pemain langganan yang masuk dalam skuad tim Kota Semarang. Seperti saat membawa tim Kota Semarang peringkat tiga tingkat Jateng 2004 silam dalam Piala Danone. Setahun kemudian, di event yang sama dia mengantarkan tim Kota Lumpia juara 3 tingkat nasional. Tahun lalu pemain yang mengidolakan David Villa, Christian Gonzales, dan juga striker kawakan Indriyanto Nugroho, sukses mengantarkan PSIS Yunior hingga melaju ke Zona Jawa Piala Suratin.

Tahun ini, dengan mengemas sembilan gol, Kurnanda kembali membawa PSIS Yunior lolos ke Zona Jawa. Pemain yang dibesarkan klub lokal SSS Semarang bertipikal sebagai striker oportunis. Dengan percaya diri dan skill individu yang dimiliki Kurnanda lebih suka menggocek bola sendiri untuk bisa mencetak angka. Memperdaya pemain belakang lawan sebelum memasukkan bola. Sebagai seorang striker dia memang harus memiliki sifat egoisme. Namun tetap tidak menutup mata untuk mengumpan bola bila rekannya memiliki peluang yang lebih baik.

Kini Kurnanda akan meniti karir di sepak bola profesional. Sebagai pemain muda dia pun membutuhkan banyak masukan dari beberapa orang. Termasuk pelatihnya Arlin Mirhan di PSIS Yunior, dan Fandoli yang melatihnya di SSS. Kurnanda juga siap menempa ilmu dari para seniornya seperti Imral Usman dan Indriyanto Nugroho.(kaskus)

Liga Belum Bayar Hadiah Sriwijaya dan Persibo

Snexcyber : CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono membenarkan, pihaknya belum mengucurkan hadiah kepada Sriwijaya FC sebagai jawara Piala Indonesia 2010 dan juara Divisi Utama, Persibo Brojonegoro.

"Laskar Wong Kito" tampil sebagai juara Piala Indonesia setelah mengalahkan Arema FC, 2-1, pada 2 Agustus silam. Alhasil, klub kebanggaan Kota Palembang itu berhak menerima hadiah sebesar Rp 1,5 miliar. Sementara itu, Persibo dikukuhkan menjadi juara Divisi Utama sejak 30 Mei lalu. Mereka pun berhak menerima hadiah sebesar Rp 500 juta.

Namun sayang, hingga saat ini, kedua klub tersebut belum menerima sepeser pun seperti yang dijanjikan Liga. Bahkan, tidak ada kepastian waktu kapan dana tersebut dibayarkan.

"Memang benar kami belum membayarnya. Kami tidak menentukan tenggat waktunya," aku CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono

Joko menjelaskan, dana tersebut seharusnya dikucurkan paling lambat sebulan setelah turnamen dan kompetisi itu berakhir. Sayangnya, Joko enggan mengungkapkan kendala terhambatnya pencairan dana.

"Hanya proses administratif. Saya enggak mau menyalahkan sponsor dan promotor dalam hal ini," ungkap Joko.

Hal senada disampaikan Sekjen PSSI Nugraha Besoes. Ia membenarkan ketidakpastian dana tersebut. "Saat ini dananya memang belum turun. Kami masih berusaha untuk mencairkannya," kata Besoes. (kompas)

PSIS Hempaskan PSIM 2-0

Snexcyber : PSIS sukses mengalahkan PSIM dalam laga uji coba di Stadion Jatidiri, Jumat (22/10). Gol tim tuan rumah dicetak Gustavo Chena melalui titik penalti di menit 4 dan Imral Usman menit 83. Setelah gol pertama, Chena kembali berpeluang menambah gol jika saja bola tendangannya tidak membentur mistar gawang PSIM yang dijaga Agung.

Dalam laga tersebut, pelatih Bonggo Pribadi menurunkan seluruh pemain intinya. Posisi kiper dipercayakan pada Dicky Candra. Di lini belakang, Herry Susilo tampil bersama Aris Indarto, Eko Pujianto dan Denny Rumba. Di tengah, ditempati Satria Ferry, Gustavo Chena, Orry Kambuaya dan Basri Lohy. Sementara di lini depan diisi duet Imral Usman dan Indriyanto Nugroho.

Pada menit 4, PSIS mendapatkan hadiah penalti setelah Basri Lohy dilanggar pemain belakang PSIM. Chena yang menjadi eksekutor sukses menyarangkan bola ke sudut kanan gawang PSIM.

Menit ke-28, PSIS kembali mendapat penalti setelah bek PSIM melakukan handsball di kotak terlarang. Namun sayang, Chena gagal menuntaskan tendangan 16 pas tersebut. Skor 1-0 bertahan hingga hingga jeda.

Sepanjang babak kedua, dominasi permainan nyaris berada dibawah kendali anak-anak Yogyakarta. Serangan yang dilakukan anak-anak asuhan pelatih Maman Durahman seringkali merepotkan barisan pertahanan PSIS.

Menit 83, Imral Usman kembali membuktikan diri sebagai striker yang haus gol. Memanfaatkan umpan datar Chena dari tendangan bebas, Imral sukses menyarangkan bola ke sudut kanan gawang PSIM. Skor 2-0 bertahan hingga wasit Budi Santoso meniup peluit panjang.

Meski menang, permainan Imral Usman dkk dinilai masih jauh dari harapan. Manajer Tim PSIS Teguh Setyono mengatakan, banyak hal yang perlu diperbaiki lagi. "Anak-anak bermain kurang tenang. Mereka begitu mudah kehilangan bola dan masih
sering salah melepaskan umpan," kata Teguh usai pertandingan.

Terpisah, Asisten pelatih PSIS Eko Purjianto mengaku memiliki sejumlah catatan dari hasil uji coba kali ini. "Kami akan melakukan pembenahan di beberapa sektor, terutama sayap kiri dan depan," kata Eko.

Sementara itu, Pelatih PSIM Maman Durahman mengakui mendapatkan banyak pelajaran dari laga uji coba kali ini. Meski kalah, dia melihat ada peningkatan dalam permainan anak-anak asuhannya. (SM)